Orangtua, Lakukan 4 Hal Ini untuk Mulai Minimalist Parenting


Pernah mendengar istilah minimalist parenting, bu? Istilah ini merujuk pada pola asuh anak dengan ketenangan dan minim stresPola asuh minimalis dilakukan dengan menyingkirkan yang tidak penting dan fokus pada prioritas. Pola asuh yang satu ini akan dijalankan sesuai dengan nilai hidup dan pola pikir yang ibu ingin tanamkan pada Si Kecil.

Dengan fokus pada tujuan dan prioritas yang akan dilakukan, pola asuh ini tidak akan melenceng pada hal-hal yang tidak dibutuhkan, sehingga anak dapat lebih mengembangkan potensi dalam dirinya dan tidak stres dengan peraturan yang berubah-ubah. Untuk memulai pola asuh minimalis pada anak, ibu bisa menerapkan beberapa hal berikut ini, ya!

Biar Pinternya Maksimal,Yuk Join Les Di IBSI Education.
Hubungi 
www.ibsieducation.com 
wa.me//6288989679199

1.Jangan Terlalu Mengekang dan Mengarahkan

Orangtua yang terlalu mengekang dan mengarahkan anak akan membiasakan anak untuk ketergantungan kepada orangtuanya. Orangtua lupa membiarkan anak hidup dengan kehidupannya. Jika hal ini diteruskan, maka rasa percaya diri anak akan rusak seiring dengan berjalannya waktu. Seharusnya orangtua menanamkan rasa tanggung jawab dan mengembangkan rasa keingintahuan anak.


2.Pacu Anak untuk Lebih Kreatif

Hal yang baik jika ibu senang mencari banyak ide tentang hal-hal kreatif untuk mengembangkan pola asuh anak. Namun, hal tersebut akan membuat anak tidak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi ide-ide yang mereka inginkan. Jadi sebaiknya ibu mulai mengurangi tentang hal-hal apa saja yang dapat dijadikan ide kreatif dan biarkan anak ruang untuk menghasilkan idenya sendiri.


3.Kurangi Jadwal Anak yang Tidak Terlalu Diperlukan

Pikiran dan tubuh perlu diistirahatkan, terutama saat anak sedang berada di masa tumbuh kembangnya. Jadi, jangan membuat jadwal belajar atau les seenaknya ya, bu! Pikirkan juga kebutuhan istirahat anak. Anak yang tumbuh dengan kegelisahan akibat banyak kegiatan yang harus dipikirkan akan cenderung memiliki masalah pada kesehatan mental di kemudian hari. Jadi, jadikan istirahat sebagai prioritas ya, bu!

Biar Pinternya Maksimal,Yuk Join Les Di IBSI Education.
Hubungi 
www.ibsieducation.com 
wa.me//6288989679199

4.Jangan Membeli Barang yang Tidak Penting

Awal tujuan membelikan barang anak adalah supaya anak senang. Namun jika terlalu banyak, mainan akan tertimbun dalam kamar, sehingga kamar sulit untuk tertata rapi. Sebaiknya jangan terlalu sering membelikan anak mainan, agar anak dapat mengeksplorasi dan memanfaatkan mainan yang ada. Jika ingin membuat anak terhibur, ibu bisa mengajaknya liburan keluarga.

Kebersamaan yang dibangun saat berlibur bersama keluarga akan memberikan kebahagiaan anak dalam jangka panjang. Jadi, memilih liburan bersama keluarga lebih baik ketimbang harus menghabiskan uang membeli banyak mainan untuk anak.

Biar Pinternya Maksimal,Yuk Join Les Di IBSI Education.
Hubungi 
www.ibsieducation.com 
wa.me//6288989679199

5.Berikan Anak Kesempatan untuk Mengatasi Masalahnya

Saat anak-anak belum beranjak dewasa, orangtua akan selalu terlibat dalam sebagian besar perselisihan atau masalah yang dihadapi oleh anak-anak. Memang lebih mudah jika orangtua ikut turun tangan dalam segala macam masalah Si Kecil, tetapi hal tersebut yang akan membuat anak menjadi ketergantungan terhadap orangtuanya. Jadi, sebaiknya ibu memberi kesempatan anak untuk menyelesaikan urusannya sendiri.


Sumber : https://www.halodoc.com/

Komentar